Selasa, 10 Desember 2013

Terjadi di Kabun Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung Ada Manipulasi di Proyek PPIP



PARIAMAN, INVESTIGASI_Pernyataam  Edvin Hardo, pada media di Sumbar, Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) yang bergulir sejak tahun 2007 sampai 2013 dimasing-masing desa/sasaran ini, tak lepas dari pengawasannya selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sumbar, perlu dipertanyakan.

            Bahkan, ia juga mengatakan, selalu memantau dan mengevaluasi jalannya program secara continue dan berkelangsungan kegiatan di lokasi desa desa sasaran pembangunan infrastruktur tersebut dibantu bersama staf kegiatan PPIP Sumbar yang berkantor di Jalan Arau N0. 56 Padang, menuia tanggapan dari berbagai kalangan.
             Malah  Edvin Hardo, juga mengaku, proyek idaman masyarakat tersebut dikerjakan masyarakat secara umum, didampingi  fasilitator yang terdiri fasilitator teknik dan pemberdayaan dan didampingi Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten (TAMK), telah sesuai prosedur dan tepat sasaran, hanya isapan jempol belaka.
            Faktanya, pekerjaan fisik betonisasi Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Kabun Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, pekerjaan terkesan asal-asalan dan terancam gagal struktur. Sebab, masih dalam kondisi pekerjaan dibeberapa titik pekerjaan sudah ada yang hancur.
            Wajar saja, pekerjaan asal-asalan tersebut, menuai keritikan tajam dari anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Kabid Tarkim Dinas PU Padang Pariaman dan Kepala Tukang. Penyebabnya, pekerjaan tersebut didominasi oleh Kepala Jorong dan dikerjakan tanpa sesuai dengan bestek dan sakalamak paruik saja.
            Pekerjaan asal-asalan PPIP di Kabun Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, terkuak dari pengakuan, Kepala Tukang Yusrizal. Katanya, ada manipulasi dalam pekerjaan jalan beton tersebut, terutama adukan semen dan material yang digunakan,
            Dengan jujur Yusrizal mengatakan, permainan pekerjaan proyek jalan beton ini sangat kentara dan berani sekali. Lihat saja, adukan semennya 1-10, ini sangat luar biasa sekali. Diperparah lagi pasir yang digunakan bercampur tanah. Wajar saja, baru saja selesai dikerjakan, dibeberapa lokasi sudah ada yang hancur dan dilakukan tambal sulam.
“Pekerjaan proyek PPIP ini memang sudah bermasalah sejak awal pekerjaan. Baik pekerjaan yang tak sesuai bestek, pengawasan tak ada sama sekali, maupun dominasi kepala jorong sangat tinggi dalam menentukan pekerjaan dan merestui pekerjaan asalan tersebut. Buktinya, adukan semen 1-10, bercampur pasir tanah gunung, dibiarkan begitu saja,” katanya.
Sambil memperlihatkan selembar kertas, Yusrizal juga mengatakan, pekerjaan betonisasi ini tak akan bertahan lama, sebab adukan semennya tak sesuai takaran, termasuk juga pasir yang digunakan. Apapun yang dikatakan, bukan tanpa alasan, terbukti dibeberapa titik sudah ada yang hancur dan ditutupi dengan plasteran.
“Namun, mereka tak bisa menyembunyikan borok pekerjaan, sebab untuk membuktikan adanya permainan dalam pekerjaan betonisasi ini, congkel bagian atasnya, pasti akan mudah terbongkar dan hancur,” katanya sembari mencongkel pekerjaan tersebut, sembari memperlihatkan, sama sekali tak ada perekat betonisasi, disebabkan kekurangan semen.
Ia juga menceritakan, pekerjaan ini semakin parah disebabkan, saat dikerjakan betonisasi, tak dilakukan timbunan terlebih dahulu dan langsung dibeton diatas permukaan tanah. Begitu juga ketebalan pekerjaan juga diragukan. Terbukti, saat dicongkel langsung bertemu permukaan tanah.” Saya yakin pekerjaan ini tak akan bertahan lama, sebab sarat penyimpangan dan arogansi kepala jorong,” katanya.


Menuai Hujatan
Tak pelak, pekerjaan asal-asalan betonisasi Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Kabun Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman tersebut,  menuai hujatan dari beberapa kalangan. Lihat saja apa yang dikatakan, Deny Irwan, Kabid Tarkim PU Pd. Pariaman yang mengecam pekerjaan betonisasi yang asal-asalan tersebut, apalagi sudah ada beberapa titik yang hancur dan ditutupi plasteran.
 “Saya yakin, proyek PPIP di Kabun Baru tak akan bertahan, sebab pekerjaan asal-asalan. Agar tak bermasalah dikemudian hari, sebaiknya pekerjaan tersebut, dibongkar saja, Kalau tidak pekerjaan jalan tak akan bertahan lama dan tak manfaatnya, sebab baru selesai dikerjakan sudah hancur,” katanya.
Senada juga dikatakan, Bujang Pandawa, Anggota DPR Pd. Pariaman. Diakuinya, proyek PPIP di Kabun Baru tak tepat sasaran. Baik pekerjaan fisik, maupun pelaksanaan dilapangan. Soalnya, pekerjaan didominasi kepala jorong dan pekerjaan dilakukan terkesan asalan. Menariknya, Dinas PU Padang Pariaman, tak dilibatkan sama sekali, sehingga pekerjaan ini terlihat kurangnya pengawasa.” Ya, wajar saja, pekerjaan ini amburadul,”katanya
            Adanya indikasi manipulasi pekerjaan betonisasi ini, juga disesali, anggo­ta DPR RI, Capt.H.Epyardi Asda,M.Mar. Katanya, ia ingin pelaksanaan PPIP dapat betul-betul terlaksana secara maksi­mal, tanpa ada penyimpangan, manipulasi, kong-kalikong, serta sebagainya. Karena itu, PPIP mesti direalisasikan sesuai tu­juan dan  masyarakat pun harus ikut mengawasinya.
 “Proyek fisik ini terealisasi buah perjuangan DPR RI, khu­sus­nya DPR RI utusan PPP dapil Sumbar’ ke Pemerintah Pusat, setelah sebelumnya keter­sedia­an sarana-prasarana umum di berbagai daerah di Sumbar terkesan masih sangat minim. Padahal Sumbar termasuk sa­lah-satu daerah potensial di Sumatrera, jalur perdagangan, serta kaya akan semberdaya alam,”  ujarnya, seraya mengatakan, jangan sampai ada permainan dalam pekerjaan PPIP ini.
Borok pekerjaan proyek PPIP di Kabun Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Ini,  baru satu satu paket dari beberapa paket yang tersebar dikabupaten di Sumbar, itupun belum termasuk P4IP. Lalu bagaimana mutu dan kualitas pada pekerjaan di beberapa kabupaten/kota  di Sumbar. Tunggu Investigasi berikutnya. NV/Samson

Tidak ada komentar:

Posting Komentar