PARIAMAN, INVESTIGASI_Pernyataam Edvin Hardo, pada media di Sumbar, Program
Pengembangan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) yang bergulir sejak tahun 2007
sampai 2013 dimasing-masing desa/sasaran ini, tak lepas dari pengawasannya
selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sumbar, perlu dipertanyakan.
Bahkan, ia juga mengatakan, selalu
memantau dan mengevaluasi jalannya program secara continue dan berkelangsungan
kegiatan di lokasi desa desa sasaran pembangunan infrastruktur tersebut dibantu
bersama staf kegiatan PPIP Sumbar yang berkantor di Jalan Arau N0. 56 Padang,
menuia tanggapan dari berbagai kalangan.
Malah Edvin Hardo, juga mengaku, proyek idaman
masyarakat tersebut dikerjakan masyarakat secara umum, didampingi fasilitator yang terdiri fasilitator teknik
dan pemberdayaan dan didampingi Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten (TAMK), telah
sesuai prosedur dan tepat sasaran, hanya isapan jempol belaka.
Faktanya, pekerjaan fisik betonisasi
Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Kabun Baru, Desa Balah
Hilia, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, pekerjaan terkesan asal-asalan
dan terancam gagal struktur. Sebab, masih dalam kondisi pekerjaan dibeberapa
titik pekerjaan sudah ada yang hancur.
Wajar
saja, pekerjaan asal-asalan tersebut, menuai keritikan tajam dari anggota DPRD
Kabupaten Padang Pariaman, Kabid Tarkim Dinas PU Padang Pariaman dan Kepala
Tukang. Penyebabnya, pekerjaan tersebut didominasi oleh Kepala Jorong dan
dikerjakan tanpa sesuai dengan bestek dan sakalamak
paruik saja.
Pekerjaan asal-asalan PPIP di Kabun
Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, terkuak
dari pengakuan, Kepala Tukang Yusrizal. Katanya, ada manipulasi dalam pekerjaan
jalan beton tersebut, terutama adukan semen dan material yang digunakan,
Dengan jujur Yusrizal mengatakan,
permainan pekerjaan proyek jalan beton ini sangat kentara dan berani sekali.
Lihat saja, adukan semennya 1-10, ini sangat luar biasa sekali. Diperparah lagi
pasir yang digunakan bercampur tanah. Wajar saja, baru saja selesai dikerjakan,
dibeberapa lokasi sudah ada yang hancur dan dilakukan tambal sulam.
“Pekerjaan
proyek PPIP ini memang sudah bermasalah sejak awal pekerjaan. Baik pekerjaan
yang tak sesuai bestek, pengawasan tak ada sama sekali, maupun dominasi kepala
jorong sangat tinggi dalam menentukan pekerjaan dan merestui pekerjaan asalan
tersebut. Buktinya, adukan semen 1-10, bercampur pasir tanah gunung, dibiarkan
begitu saja,” katanya.
Sambil
memperlihatkan selembar kertas, Yusrizal juga mengatakan, pekerjaan betonisasi
ini tak akan bertahan lama, sebab adukan semennya tak sesuai takaran, termasuk
juga pasir yang digunakan. Apapun yang dikatakan, bukan tanpa alasan, terbukti
dibeberapa titik sudah ada yang hancur dan ditutupi dengan plasteran.
“Namun,
mereka tak bisa menyembunyikan borok pekerjaan, sebab untuk membuktikan adanya
permainan dalam pekerjaan betonisasi ini, congkel bagian atasnya, pasti akan
mudah terbongkar dan hancur,” katanya sembari mencongkel pekerjaan tersebut,
sembari memperlihatkan, sama sekali tak ada perekat betonisasi, disebabkan
kekurangan semen.
Ia
juga menceritakan, pekerjaan ini semakin parah disebabkan, saat dikerjakan
betonisasi, tak dilakukan timbunan terlebih dahulu dan langsung dibeton diatas
permukaan tanah. Begitu juga ketebalan pekerjaan juga diragukan. Terbukti, saat
dicongkel langsung bertemu permukaan tanah.” Saya yakin pekerjaan ini tak akan
bertahan lama, sebab sarat penyimpangan dan arogansi kepala jorong,” katanya.
Menuai Hujatan
Tak
pelak, pekerjaan asal-asalan betonisasi Program Pengembangan Infrastruktur
Pedesaan (PPIP) di Kabun Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten
Padang Pariaman tersebut, menuai hujatan
dari beberapa kalangan. Lihat saja apa yang dikatakan, Deny Irwan, Kabid Tarkim
PU Pd. Pariaman yang mengecam pekerjaan betonisasi yang asal-asalan tersebut,
apalagi sudah ada beberapa titik yang hancur dan ditutupi plasteran.
“Saya yakin, proyek PPIP di Kabun Baru tak
akan bertahan, sebab pekerjaan asal-asalan. Agar tak bermasalah dikemudian
hari, sebaiknya pekerjaan tersebut, dibongkar saja, Kalau tidak pekerjaan jalan
tak akan bertahan lama dan tak manfaatnya, sebab baru selesai dikerjakan sudah
hancur,” katanya.
Senada
juga dikatakan, Bujang Pandawa, Anggota DPR Pd. Pariaman. Diakuinya, proyek PPIP
di Kabun Baru tak tepat sasaran. Baik pekerjaan fisik, maupun pelaksanaan
dilapangan. Soalnya, pekerjaan didominasi kepala jorong dan pekerjaan dilakukan
terkesan asalan. Menariknya, Dinas PU Padang Pariaman, tak dilibatkan sama
sekali, sehingga pekerjaan ini terlihat kurangnya pengawasa.” Ya, wajar saja, pekerjaan
ini amburadul,”katanya
Adanya indikasi manipulasi pekerjaan
betonisasi ini, juga disesali, anggota DPR RI, Capt.H.Epyardi
Asda,M.Mar. Katanya, ia ingin
pelaksanaan PPIP dapat betul-betul terlaksana secara maksimal, tanpa ada
penyimpangan, manipulasi, kong-kalikong, serta sebagainya. Karena itu, PPIP
mesti direalisasikan sesuai tujuan dan masyarakat pun harus
ikut mengawasinya.
“Proyek fisik ini terealisasi buah
perjuangan DPR RI, khususnya DPR RI utusan PPP dapil Sumbar’ ke Pemerintah
Pusat, setelah sebelumnya ketersediaan sarana-prasarana umum di berbagai
daerah di Sumbar terkesan masih sangat minim. Padahal Sumbar termasuk salah-satu
daerah potensial di Sumatrera, jalur perdagangan, serta kaya akan semberdaya
alam,” ujarnya, seraya
mengatakan, jangan sampai ada permainan dalam pekerjaan PPIP ini.
Borok
pekerjaan proyek PPIP di Kabun Baru, Desa Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung,
Kabupaten Padang Pariaman Ini, baru satu
satu paket dari beberapa paket yang tersebar dikabupaten di Sumbar, itupun
belum termasuk P4IP. Lalu bagaimana mutu dan kualitas pada pekerjaan di
beberapa kabupaten/kota di Sumbar.
Tunggu Investigasi berikutnya. NV/Samson
Tidak ada komentar:
Posting Komentar