Kamis, 13 Juni 2013

Pembangunan Jembatan Bandar Baru-Sasak Pasbar Tiang Pancang Raib, Proyek Terhenti



PASBAR, INVESTIGASI_Lagi, proyek bermasalah di Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar. Kali ini, proyek yang menuai sorotan masyarakat, yakni pekerjaan jembatan Bandar Baru-Sasak, Kabupaten Pasaman Barat. Pasalnya, proyek dengan nomor kontrak : 609/253/KTR/JBT/KPA-JJ/VIII/2012/tanggal 14 Agustus 2012, sumber dana APBD menelan dana Rp27 M, waktu pelaksnaan 600 hari kalender dan masa pemeliharaan 180 hari, sekarang kondisinya terbengkalai dan lebih enam bulan terhenti.

            Bahkan, proyek yang dikerjakan PT. Nindi Karya dan pengawas PT. Cipta S, tersebut sampai sekarang kondisi pekerjaan fisiknya baru mencapai 5 %,  ditambah 250 unit tiang pancang  yang berserakan dibeberapa lokasi.
            Menariknya, tiang pancang yang dikasih nomor dan berserakan diberbagai lokasi terkesan misteri. Dilapangan ditemukan hanya tiang pancang sebanyak 250 itu, nomor 151-sampai nomor 200 tak ditemukan dilapangan. Sehingga keberadaan tiang pancang yang bernilai ratusan juta tersebut, dipertanyakan masyarakat setempat, termasuk anggota DPRD Sumbar, Agus Susanto.
            Sebab, 50 tiang pancang yang hilang tersebut nilainya mencapai ratusan juta. Dan, sampai sekarang keberadaan tiang pancang tersebut tak tahu rimbanya, sementara pekerjaan jembatan tersebut sudah terhenti selama enam bulan dan tak mungkin dilanjutkan lagi. Lalu, bagaimana dengan asset yang bernilai ratusan juta yang masih hilang dan berserakan dilokasi peekrjaan tersebut.
            Inipun menjadi tanda tanya bagi Agus Susanto, anggota DPRD Sumbar yang juga tokoh masyarakat setempat. Katanya, dengan terhentinya pekerjaan ini, lalu bagaimana dengan pertanggungjawaban dana sebesar Rp27 memakai tahun jamak ini. Lalu, berapa dana yang telah dicairkan untuk pekerjaan proyek yang telah terhenti ini.
            “Kita akan panggil Kadis Prasjal dan Tarkim Sumbar, untuk menanyakan persoalan dana pekerjaan proyek yang terhenti ini. Soalnya, melihat kondisi dilapangan dan masih berserakan tiang pancang, sehingga jumlah berkurang, ini rentan adanya permainan,: katanya seraya menyebutkan, akan pertanyakan, pertanggungjawaban pekerjaan proyek yang terhenti tersebut, termasuk tiang pancang yang hilang”
            Dari informasi yang didapat, katanya tiang pancang tak ada dilokasi sebanyak 50 batang, sementara 200 batang lainnya berserakan diberbagai lokasi. Ini perlu kita pertanyakan, sebab nilanya mencapai ratusa juta.” Ya, kita harus tahu bagaimana pertanggungjawaban asset yang berserakan ini,” katanya.
            Sementara, PPK Anratus, malah mengaku tiang pancang tersebut lengkap. Namun, saat ditanyakan berdasarkan hitungan yang dilakukan diberbagai lokasi, masih kurang 50 batang. Menariknya, untuk melepaskan tanggungjawab Anratus mengaku, pipa tersebut ada dibelakang kantor camat. Namun, saat ditelusuri tak satupun ditemukan pipa tersebut. Ada apa. Tunggu saja. Lahe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar