PESSEL, INVESTIGASI_Hiruk-pikuk pembayaran tunjangan sertifikasi guru di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2012 masih menyisihkan tanda tanya. Walaupun
sudah memasuki bulan ketiga tahun 2013 tunjangan sertifikasi guru pada tahun
2012 juga belum dibayar oleh pemerintah daerah selama dua bulan.
Dengan tidak
dibayarnya tunjangan sertifikasi ini, jelas membuat para guru di Kab. Pesisir
Selatan kalimpasiangan alias
pusing tujuh keliling.
Bagaimana tidak,
dengan dituntutnya penambahan jam pelajaran menjadi 24 jam per-minggu membuat
para guru lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dan kadangkala karena
disekolah tempatnya mengajar tidak mencukupi 24 jam pelajaran. Maka para guru harus mencari sekolah lain untuk mencukupi kekurangan jam
pelajarannya tersebut. Hal ini tentu akan menambah pengeluaran/cos bagi para
guru disamping pengeluaran untuk biaya hidup dan pendidikan anak-anak mereka.
Menurut penuturan
beberapa orang guru di Kab. Pesisir Selatan kepada Investigasi, hingga saat ini
belum ada kejelasan pasti tentang akan dibayarnya tunjangan sartifikasi pada
tahun 2012 yang masih tertinggal dua bulan tersebut. Namun, mereka hanya
mendapatkan informasi bahwa para guru diminta untuk bersabar karena untuk
membayar tunjangan sartifikasi ini membutuhkan dana sebanyak 10 Miliar,
sedangkan uang yang tertinggal saat ini hanya 4 Miliar karena sudah dipakai
untuk pembayaran gaji berkala.
Sehingga pertanyaan
yang muncul bagi para guru tersebut adalah apakah mungkin uang tunjangan
sartifikasi digunakan untuk pembayaran gaji berkala? Bukankah pos-pos uang
tersebut berbeda?
Yang jelas dengan
tidak dibayarnya tunjangan sartifikasi yang tertinggal dua bulan pada tahun
2012 tersebut membuat para guru sangat kecewa, Sebab, mereka sangat membutuhkan uang
tunjangan sartifikasi tersebut, hanya itu harapan mereka satu-satunya saat ini
karena gaji pokok mereka tidak lagi mereka terima karena sudah habis untuk
menutupi hutang/pinjaman bank.
Harapan mereka
semua para guru saat ini adalah mudah-mudahan pemerintah serius memperhatikan
nasib mereka karena bagaimana mungkin kualitas pembelajaran akan mencapai mutu
yang baik jika kosentrasi mereka harus pecah antara mengajar dan memikirkan
untuk mencari uang di luar,
Sedangkan kebutuhan hidup makin hari makin bertambah di tambah lagi setiap
minggu/bulan anak-anak mereka selalu minta uang belanja untuk
pendidikan/kuliah, sedangkan apa yang telah menjadi haknya belum juga mereka
dapatkan dan tidak adanya kejelasan pasti kapan tunjangan sartifikasi tersebut
akan dibayar.
Pal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar