Kamis, 14 Maret 2013

Muzni Zakaria, Bupati Kabupaten Solsel Kejar dan Tangkap Bos Tambang Illegal -Tak Keluar dari Lokasi Akan Jemput Paksa



 SOLSEL, INVESTIGASI_Kabupaten Solok Selatan, menjadi sorga bagi para penambang liar dalam mengarup emas yang menjadi primadona di daerah yang dipimpin Muzni Zakarai tersebut. Para cuk0ng mancanegara dan nasional, berebut menguras puluhan tos emas melalui jasa aparat maupun pejabat, baik di Kabupaten Solsel maupun Provinsi Sumbar.

            Tak pelak raungan eskavator mengiringi aktifitas illegal minning (penambang liar)  di Kawasan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan. Raungan eskavator menggunakan jasa aparat sebagai keamanan, sekaligus menakuti-nakuti masyarakat setempat, menjadi pemandangan memiriskan. Soalnya, keganasan cukong tersebut, telah memporak-porandakan hasil bumi daerah tersebut. Sementara, masyarakat hanya menjadi penonton dalam suasana ketakutan.
            Wajar saja mengganasnya bos tambang emas illegal, melalui bantuan aparat tersebut, membuat ninikmamak taburangsang,  Terbukti, dalam pertemuan jajaran Pemkab Solsel, anggota legislative, tokoh masyarakat, ninikamak di Aula Kantor Bupati, Selasa (5/3), mencari solusi penghentian illegal minning di Kabupaten Pemekaran Kabupaten Solsel itu. Kesimpulan dalam pertemuan itu, masyarakat Kabupaten Solsel, seperti ayam mati dilumbung padi.
            “Puluhan ton emas dibawa keluar oleh bos tambang yang umumnya berasal dari luar. Sebenarnya penertiban illegal minning di Solsel tidaklag sulit, jika semua pihak punya komitmen kuat, untuk menertibkan. Kenyataannya, eskavator yang masuk malah dikawal oknum aparat,” kata Noviar Datuk Rajo Endah, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Solsel.
            Inipun membuat Bupati Solsel, Muzni Zakaria berang. Dengan tegas ia mendesak
aparat kepolisian menangkap para bos tambang dan menghentikan semua aktivitas penambangan yang menggunakan ekskavator, kapal keruk maupun mesin dompeng.
            Hingga kini, polisi hanya menangkap para pekerja lapangan dan operator alat berat. Sedangkan para cukong tambang emas liar yang memiliki ratusan ekskavator, belum tersentuh hukum.”Sekarang, lingkungan dan hutan lindung di Solsel rusak, aktivitas ini sudah merugikan negara triliunan rupiah sejak dua tahun terakhir”, ujar bupati Solsel, seraya mengatakan, ia akan bertekad terus berjuang menghentikn illegal minning yang telah merusak kampung halamannya.
            Ia juga berharap, untuk menghentikan aktifitas mereka, harus dilakukan bersama-sama dan transparan. Ia juga minta aparat hukum mengejar dan menangkap para bos tambang emas illegal itu.” Saya sudah menyusun tim terpadu untuk membumihanguskan tambang emas illegal di Solsel,” tegasnya,
Kegeraman juga terlihat dari kalangan LSM yang menilai illegal minning, sudah lama berlangsung di daerah ini. Seperti yang dikatakan, aktivis LSM Topan RI Solsel, Sutan Sadirin. Katanya,  sejauh ini baru orang-orang kecil ditangkap polisi, semetara kakapnya masih bebas berkeliaran.” Penagkapan jangan pandang bulu, baik rakyat, pejabat maupun oknum aparat harus diringkus,” tegasnya.
Tudingan illegal minning, juga berimbas kepada Kapolda Sumbar. Terbukti,  desakan pencopotan Kapolda Sumbar Brigjen Pol Wahyu Indra Pramugasi terus mengelinding. Tidak saja kaukus DPD-DPR RI, desakanjuga dilontarkan Koalisi Masyarakat Sipil Sumbar, sepertii Walhi Sumabr, LBH Padang, PHBI Sumbar, Nurani Perempuan, Pekumpulan Qabar dan Perwakilan Mahasiswa se Kota Padang. Koalisis ini juga mendesak pembersihan sejumlah daerah dari praktik illegal minning.
“Jika nantinya tim kaukus parlemen ke Sumbar untuk meninjau dan menguak kasus tambang itu, kami siap membantunya dengan data tambahan,” ujar koordiantor Advokasi dan Kampanye Walhi Sumbar, Desriko.
Hasil Investigasi Walhi di Solsel menemukan ratusan mesin eskavator di kawasan tambang yang ditempeli  sebuah stiker sebagai penunjuk  para pemiliknya. “Polisi  sulit menindaknya, karena ratusan ekskavator milik orang berpengaruh dan pejabat di Sumbar, serta oknum aparat. Salah satu stiker yang ditempelkan di mesin ekskavator bermerek GSS,” ujar Desriko.
Coordinator Divisi pembaharuan Hukum dan Peradilan LBH Padang, Era Purnama Sari mengatakan, seharusnya Kepala Daerah Solsel mengultimatum keras politik tersebut.” Seluruh kepala daerah di Sumbar  memberikan dukungan untuk penuntasan masalah tersebu,” pintanya.
Terlontar juga ungkapam, jalan terang menyelesaikan illegal minning itu adalah dengan mencopot Kapolda Sumbar. Makanya, diminta Kapolda Sumbar disidang sesuai kode etik kepolisian, karena diduga turut membekingi praktek illegal minning.”Razia tambang terkesan disetting aparat, Kita minta Mabes Polri agar mencopot Kapolda,” kata Ketua PGHI Sumbar Firdaus.

Jemput Paksa
            Sepertinya Muzni Zakaria, tak main-main memberangus illegal minning di Kabupaten Solok Selatan. Buktinya, Tim Satuan Koordinasi Keamanan Ketertiban Kota (SK4) yang dibentuknya, mengultimatum seluruh bos dan pekerja tambang menghentikan aktifitasnya hingga 17 Maret 2013.” Jika tidak akan dijemput paksa pelaku dan alat berat,” kata Sekdkab Fahrul Murad. Deno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar