Selasa, 25 Maret 2014

Kearifan Lokal, Kekuatan Membangun Potensi Desa



SAWAHLUNTO, INVESTIGASI_Kearifan lokal jadikan kekuatan membangun potensi desa, bukan menjadi penghalang dalam mengembangkan sumber daya yang ada. Berbagai bentuk kearifan lokal digunakan masyarakat untuk pembangunan. Masyarakat mampu mengidentifikasi sumber daya alam yang dimiliki, mengetahui tingkat teknologi yang dikuasai, mampu menghitung tenaga kerja, memiliki pengetahuan tentang iklim, dan mengkalkulasi modal yang tersedia.
Selain itu masyarakat juga mampu mengorganisasi, melakukan kerja sama dengan pihak luar, dan membangun jaringan yang saling menguntungkan dengan pihak lainnya baik pemerintah maupun swasta. Dasar pengetahuan ini, membuat masyarakat mampu merencanakan, melaksanakan dan mengawasi tindakannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Pembangunan sebenarnya merupakan harmonisasi antara sumber kebudayaan internal dan eksternal. “Bukan merupakan rekayasa sosial atau menjadikan budaya dari luar yang sama sekali baru tanpa menghiraukan budaya yang mudah berkembang lama di masyarakat,” kata Ika Alusi mantan Fasilitator Desa Wisata Rantih kepada Investigasi Kamis (20/3) lalu.
Budaya internal dikenali, kemudian digunakan untuk mendukung pembangunan dengan sedikit mengubah fungsinya, pinta pria yang akrab dipanggil Ibeng itu. Contoh, sebutnya mengatasi masalah jangka pendek yaitu secara bersama gotong royong dalam penyelesaian berbagai infrastruktur jalan, pengairan, tempat ibadah, pendidikan, kesehatan dan sampai masalah individu seperti pembangunan rumah secara bergotong royong buat warga yang kurang mampu.
Seperti Desa Wisata Rantih yang harus dijaga kearifan lokal, potensi sumber daya alam serta potensi tanaman perkebunan atau ladang rakyat, pertanian dan perikanan yang berjalan sesuai alur dan kebiasaan yang dapat dijadikan latar belakang pariwisata. Terlebih potensi obyek wisata alam andal, seperti lima titik air terjun dan pesona perbukitan. tumpak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar