DHARMASRAYA, INVESTIGASI_Sudah tiga hari
penyelenggaraan Tour de Singkarak (TdS), tapi baru hari keempat di Dharmasraya
saya bisa menikmati randang pakis yang memang sudah lama saya cari-cari.
Rasanya, lamak bana.
Demikian diungkapkan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia (Wamenparekraf RI) Dr. Sapta Nirwandar, saat dijamu makan
siang oleh Bupati dan Wakil Bupati Dharmaraya di Gedung Auditorium Dharmasraya,
Pulau Punjung, Rabu (5/6) kemarin. “Sudah tiga hari di ranah Minang, saya belum
ketemu randang pakis. Eh, di sini saya baru ketemu. Memang rasanya lamak
bana,” ujar Wamen berseloroh.
Ditemani Bupati H. Adi Gunawan dan Wabup H. Syafruddin R,
Wamenparekraf terlihat begitu menikmati hidangan yang disediakan panitia.
“Masakan Padang memang selalu menggugah selera. Terutama randang pakih
ini, karena tidak terdapat di daerah lain,” imbuhnya.
Selain Wamenparekraf, sejumlah tokoh lain ikut dalam jamuan makan
siang jelang pelaksanaan upacara penutupan finish TdS etape IV yang mengambil
start di Sijunjung dan finish di halaman kantor Bupati Dharmasraya. Di
antaranya tampak hadir Bupati Solok Selatan H. Musni Zakaria, Kepala Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumbar H. Burhasman, Kapolres
Dharmasraya AKBP. Chairul Aziz S.Ik, M.Si, Wakil Ketua DPRD Dharmasraya Rahmanizar,
anggota DPRD Dharmasraya H. Agus Salim, H. Syahrul Furqon SKM, Masrigi, SE,
Rusmiyati, SE, tokoh masyarakat Dharmasraya H. Khairul Saleh, serta sejumlah
tokoh lainnya.
Selain makanan khas Indonesia, menu jamuan makan siang yang telah
disiapkan panitia TdS di Dharmasraya juga menyajikan western food yang
khusus disediakan bagi para atlet peserta TdS dari 20 negara. Makanan yang
disajikan itu dimasak oleh koki-koki pilihan dari sejumlah hotel di Kota
Padang, siswa SMK 1 Padang, ditambah beberapa koki dari Dharmasraya, yang
dikontrol langsung tim adven khusus konsumsi TdS serta di bawah kontrol Ketua
TP PKK Dharmasraya Hj. Kas Adi Gunawan, SE, MM.
“Saya juga ucapkan terima kasih kepada PKK Dharmasraya yang telah
menyajikan hidangan yang sangat nikmat. Tentunya hal ini semua akan membuat
Dharmasraya semakin dikenal dan dikenang masyarakat termasuk dunia
internasional. Karena kuliner juga termasuk khasanah budaya Indonesia yang
memilki daya tarik tersendiri,” ungkap Wamenparekraf.
Selain dijamu dengan makanan, kedatangan Wamenparekraf dan para
atlet TdS juga disuguhi berbagai kesenian tradisional yang terdapat di
Dharmasraya. Sebagai daerah pemekaran yang dihuni beragam etnis, kesenian itu
kini telah berbaur menjadi ikon tersendiri di Ranah Cati nan Tigo. Hasilnya,
para tamu disuguhi kolaborasi beragam kesenian tradisional yang ada seperti
kesenian tambur tasa, reog Dharmasraya, tari Toga, tari Tor-tor, tari piring,
silek Dharmasraya, dan atraksi debus khas Dharmasraya.
“Antusiasme ini menunjukkan bahwa spirit dan mental masyarakat
Dharmasraya sudah siap untuk menjadi daerah destinasi wisata. Apalagi sebagai
daerah yang memiliki situs kerajaan pada tiga abad silam, ditambah lagi daerah
ini terkenal dengan akulturasi budaya yang kuat, saya yakin Dharmasraya akan
mulai didatangi para wisatawan. Apalagi, berita TdS di Dharmasraya ini akan
disaksikan jutaan pembaca dan pemirsa, tidak saja di dalam negeri tetapi juga
luar negeri,” imbuh Wamenparekraf. Selain para tamu, upacara penutupan TdS
etape IV di Dharmasraya sendiri disaksikan ribuan pengunjung dari berbagai
kecamatan di daerah pemekaran itu. Tim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar