Kamis, 13 Juni 2013

Dr. Sapta Nirwandar Wamenparekraf RI Randang Pakisnyo Lamak Bana



DHARMASRAYA, INVESTIGASI_Sudah tiga hari penyelenggaraan Tour de Singkarak (TdS), tapi baru hari keempat di Dharmasraya saya bisa menikmati randang pakis yang memang sudah lama saya cari-cari. Rasanya, lamak bana.
Demikian diungkapkan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Wamenparekraf RI) Dr. Sapta Nirwandar, saat dijamu makan siang oleh Bupati dan Wakil Bupati Dharmaraya di Gedung Auditorium Dharmasraya, Pulau Punjung, Rabu (5/6) kemarin. “Sudah tiga hari di ranah Minang, saya belum ketemu randang pakis. Eh, di sini saya baru ketemu. Memang rasanya lamak bana,” ujar Wamen berseloroh.

Ditemani Bupati H. Adi Gunawan dan Wabup H. Syafruddin R, Wamenparekraf terlihat begitu menikmati hidangan yang disediakan panitia. “Masakan Padang memang selalu menggugah selera. Terutama randang pakih ini, karena tidak terdapat di daerah lain,” imbuhnya.
Selain Wamenparekraf, sejumlah tokoh lain ikut dalam jamuan makan siang jelang pelaksanaan upacara penutupan finish TdS etape IV yang mengambil start di Sijunjung dan finish di halaman kantor Bupati Dharmasraya. Di antaranya tampak hadir Bupati Solok Selatan H. Musni Zakaria, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumbar H. Burhasman, Kapolres Dharmasraya AKBP. Chairul Aziz S.Ik, M.Si, Wakil Ketua DPRD Dharmasraya Rahmanizar, anggota DPRD Dharmasraya H. Agus Salim, H. Syahrul Furqon SKM, Masrigi, SE, Rusmiyati, SE, tokoh masyarakat Dharmasraya H. Khairul Saleh, serta sejumlah tokoh lainnya.
Selain makanan khas Indonesia, menu jamuan makan siang yang telah disiapkan panitia TdS di Dharmasraya juga menyajikan western food yang khusus disediakan bagi para atlet peserta TdS dari 20 negara. Makanan yang disajikan itu dimasak oleh koki-koki pilihan dari sejumlah hotel di Kota Padang, siswa SMK 1 Padang, ditambah beberapa koki dari Dharmasraya, yang dikontrol langsung tim adven khusus konsumsi TdS serta di bawah kontrol Ketua TP PKK Dharmasraya Hj. Kas Adi Gunawan, SE, MM.
“Saya juga ucapkan terima kasih kepada PKK Dharmasraya yang telah menyajikan hidangan yang sangat nikmat. Tentunya hal ini semua akan membuat Dharmasraya semakin dikenal dan dikenang masyarakat termasuk dunia internasional. Karena kuliner juga termasuk khasanah budaya Indonesia yang memilki daya tarik tersendiri,” ungkap Wamenparekraf.
Selain dijamu dengan makanan, kedatangan Wamenparekraf dan para atlet TdS juga disuguhi berbagai kesenian tradisional yang terdapat di Dharmasraya. Sebagai daerah pemekaran yang dihuni beragam etnis, kesenian itu kini telah berbaur menjadi ikon tersendiri di Ranah Cati nan Tigo. Hasilnya, para tamu disuguhi kolaborasi beragam kesenian tradisional yang ada seperti kesenian tambur tasa, reog Dharmasraya, tari Toga, tari Tor-tor, tari piring, silek Dharmasraya, dan atraksi debus khas Dharmasraya.
“Antusiasme ini menunjukkan bahwa spirit dan mental masyarakat Dharmasraya sudah siap untuk menjadi daerah destinasi wisata. Apalagi sebagai daerah yang memiliki situs kerajaan pada tiga abad silam, ditambah lagi daerah ini terkenal dengan akulturasi budaya yang kuat, saya yakin Dharmasraya akan mulai didatangi para wisatawan. Apalagi, berita TdS di Dharmasraya ini akan disaksikan jutaan pembaca dan pemirsa, tidak saja di dalam negeri tetapi juga luar negeri,” imbuh Wamenparekraf. Selain para tamu, upacara penutupan TdS etape IV di Dharmasraya sendiri disaksikan ribuan pengunjung dari berbagai kecamatan di daerah pemekaran itu.  Tim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar