Selasa, 04 Juni 2013

DPRD Terima LKPJ Provinsi Sumbar 2012



PADANG, INVESTIGASI_Hasil rekomendasi DPRD menyimpulkan, LKPJ 2012 baru menggambarkan realisasi anggaran untuk setiap program dan kegiatan. Sedangkan outcome dan benefit dari program dan kegiatan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak tergambar, dari sembilan indikator, hanya satu yang tercapai. Sebagai contoh, Pemprov tidak dapat menyalurkan ban­tu­an sosial (bansos) dan dana hi­bah secara maksimal kepada ma­syarakat atau kelompok yang telah memenuhi persya­ratan secara administrasi. Ma­sih rendahnya kinerja dan kua­litas sumber daya aparatur da­lam hal reformasi birokrasi yang telah dilaksanakan sam­pai dengan tahun ketiga sejak 2010 lalu.

Diungkapkan, 19 daerah di Sum­bar sudah punya Unit La­yanan Pelelangan (ULP), se­men­tara Pemprov Sumbar be­lum. Tapi, Sumbar malah men­da­patkan penghargaan Laya­nan Pe­ngadaan secara Elek­tronik (LPSE) dari peme­rintah pusat. Aki­bat tak punya ULP ini, Sum­bar juga kehila­ngan bantuan se­nilai Rp 7 miliar untuk Lem­baga Kebija­kan Pengadaan Ba­rang/Ja­sa Pemerintah (LKPP) tahun lalu. Meski delapan fraksi meng­hujat kinerja Pemprov sepan­jang 2012, namun semua fraksi setuju LKPJ 2012 dite­rima. Dengan catatan, Pem­prov harus melaku­kan evaluasi terhadap rekome­n­dasi setiap fraksi di DPRD. Dalam pandangan Fraksi Demokrat yang dibacakan Er­ma­wati Tanjung, mene­gaskan arah kebijakan umum Pemprov masih klise dan cen­derung copy paste. Sehingga, program yang dihasilkan sama dengan program-program se­be­lumnya dan tidak ada tero­bosan baru.
 “Dari segi anggaran juga belum berbasiskan kinerja, dan sektor pertanian berbasis pro­duk unggulan juga belum terca­pai. Jadi perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terha­dap pencapaian RPJMD dan juga harus permudah akses pelaya­nan kesehatan bagi ma­syarakat,” sebut anggota Ko­misi I tersebut.
Pandangan Frak­si Golkar melalui juru bicara, Ir­dinansyah Tarmizi, menegas­kan ada delapan dari sembilan in­di­kator makro yang tak men­capai tar­get. Salah satunya in­deks pem­ba­ngunan manusia yang ha­nya tercapai 74,28 per­sen dari tar­get 74,64 persen dan juga PE han­ya 6,35 persen dari taret 6,50 persen. “Hanya satu program yang ter­capai, yakni penang­gul­a­ngan ang­ka kemiskinan yang turun 1,7 per­sen pada September 2012 jika di­bandingkan pada Maret 2012 se­banyak 397,655 jiwa. Namun, itu pun masih diragu­kan,” jelas­nya.
Pandangan PAN melalui jubir, Artati, menyayangkan ren­dahnya serapan APBD dan le­mahnya program yang jelas dan terukur untuk mening­kat­kan kesejahteraan masyarakat.
Gerindra melalui jubirnya, Is­marni, menilai reformasi bi­rok­rasi belum berjalan mak­si­mal. Ini dibuktikan dengan pe­nempatan PNS belum se­suai ka­pasitas dan karir yang jelas. “Pembangunan peruma­han juga makin marak di lahan produktif. Padahal, banyak lahan tidur yang belum dimak­simalkan,” ulasnya.
Pandangan Fraksi PPP le­w­at jubir Mazwar Mas’ud me­negaskan, anggaran berbasis kinerja belum maksimal dan masih banyak sumber-sumber pendapatan yang belum terga­rap seperti retribusi dan pajak.
Sunarno Gani dari Hanura me­nilai, masih banyak kele­ma­han SKPD melaksanakan program dan pengelolaan da­na pu­sat, dan kuranganya komu­nikasi dengan DPRD dalam menja­lan­kan program sehingga menga­ki­batkan ren­dah­nya sera­pan APBD.
Sebaliknya, pandangan Frak­si PKS yang dibacakan Muslim M Yatim, menilai sera­pan rata-rata anggaran sebesar 93,2 persen sudah sangat baik meski belum berbanding lurus dengan kinerja dan RPJMD. Kemudian masalah kegamaan, dinilai ma­sih lemah seiring tingginya kriminalitas setahun terakhir.
Dalam kesempatan itu, Gu­ber­nur Sumbar, Irwan Pra­yit­no me­ne­rima semua ma­sukan dan ber­janji meng­eva­luasinya. “Kita akan me­laku­kan penge­lompokan da­ri ma­­­sukan ang­gota dewan ini. Ke­­mu­dian di SKPD-SKPD ma­na saja yang nan­tinya betul-betul per­lu ki­ta laku­kan evaluasi serius dan se­te­lah itu kita tindaklanjuti dengan ber­bagai program eva­luasi,” tandasnya. Lez

Tidak ada komentar:

Posting Komentar